Sahabat
Keenam,
Hari-hariku seperti Pelangi dengan keindahan warnanya.
Ada
Kamu.
Aku berlari cepat meninggalkanmu untuk mengambil beberapa tongkat pramuka
yang memiliki warna hitam dan kuning.
Kamu tertawa renyah melihatku. Dasar
bocah.
Itu yang selalu kamu katakan setiap harinya.
Aku segera menyusun
tongkat yang akan kubuat pionering berkaki tiga.
Begitu juga denganmu.
Dengan
jemari tangan kita.
Kita bisa mengikat satu per satu tongkat menjadi suatu
bentuk bangunan darurat yang sering disebut dengan pionering.
“Besok kelas 4
aku mau jadi Staf Jurtnalistik atau Staf Kepramukaan yah?”tanyamu tiba-tiba.
Aku menatapnya penuh kesungguhan.
“Kalau jadi Staff Jurnalistik nggak bisa
pegang tali pramuka lagi dong, tapi kalau jadi Staff Kepramukaan nggak bisa
berkarya lagi dong”ucapmu.
Aku tertawa. ” Makanya kelebihannya jangan
banyak-banyak!”ucapku sambil terus memutar-mutar ikatan.
“Kita Staff bareng
yuk, apapun itu, mau biru-putih, hitam-putih, ungu-putih, merah-abu-abu,
hijau-putih, dsb. Kita harus bareng! ”Kamu berkata dengan nada gampang.
Aku
hanya tersenyum.
Sampai sekarang itu, aku belum tau bakat apa yang ada dalam
diriku ini.
Berbeda denganmu.
Yang punya banyak kelebihan.
Sungguh, aku malu
untuk bersahabat denganmu.
Dibanding denganmu, aku tidak ada apa-apanya.
Tapi
kamu selalu bilang.
Bisa!Itu cukup membuatku selalu bersemangat didalam
hari-hariku ini.
|