Sahabat
Ketiga,
Aku berdiri mematung.
Mencari bangku yang akan kududuki.
Beberapa bangku terihat sudah ditempati oleh teman-temanku.
Aku memilih bangku
kedua dari depan yang disana masih ada tempat kosong untukku.
Hatiku sumringah.
Entah, apa yang membuatku begitu.
Aku pun mengambil kapur dan mulai
mencoret-coret papan tulis.
Tak lama kemudian, beberapa temanku pun datang satu
persatu. “Uty Aisy,”kamu menyapaku.
Aku tak yakin kamu mengingat semua apa yang
kuceritakan ini.
Aku mungkin merubah alur-nya sedikit. Tak apa, sedikit hiburan
untukmu.
Tidak keberatan kan? Aku menoleh dan tersenyum. “Woy,,Kamu
duduk mana?”tanyaku masih memegang sepotong kapur.
Kamu menggeleng sambil
melirik ke bangku-bangku yang terlihat sudah penuh dengan booking-an. Aku
menunjuk bangku kedua dari depan yang itu merupakan tempat dudukku.
Mungkin,
ini awalnya.
Sungguh aku lupa aku tidak ingat.
Apakah itu kejadian pertama kali
kita bertemu, kita bersahabat.
Aku tidak tau. Sumpah.
|