HOME ABOUT Me! FRIENDS STUFFS FOLLOW DBOARD NEWER OLDER

Sahabat
Jumat, 17 Mei 2019 - Permalink - 2 Aisy(s)

Kesembilan,

Aku mencoba mencari-cari dimana sandalku. 
Seingatku, sandal selop pinkku ini kuletakan didepan kamarku tepat. 
Aku teriak-teriak memanggil kelas 2 yang sedang berada didepan rayon. 
“Kemana sandal depan rayon?”tanyaku penuh geram. 
Dia menggeleng-gleengkan kepala ketakutan. 
Bisa kubayangkan wajah gengsterku ini. 
Tiba- tiba kamu datang dengan posisi merapikan kerudung putihmu yang mulai tidak rapi. “Ngapain?”tanyamu heran. 
Na-el ku ilang, bantu cari ampe ketemu”. 
“Yaelah, cari aja di bustan itu lo banyak nganggur Bagus-bagus tapi cari yang hiqh quality yakk”. Aku mengangguk turun dengan kaki nyeker menuju ke bustan penuh harap menemukan sandal ber-merk Loufu. 
 Kutemukan beberapa sandal yang telah tertutupi noda-noda pasir. 
Aku memilih satu sandal yang menurutku itu pantas jika dikenakan di kakiku yang mungil ini. 
Aku jingkrak-jingkrak. 
“Eh, udah ayok!”. 
“Ketemu?”kamu bertanya dengan wajah yang penuh antusias. 
Aku mengangguk. 
Niatnya, aku akan melihat papan pengumuman test ujian gelombang 2 club jurnalistik. 
Pengumuman di masjid menyatakan bahwa gelombang 2 jurnalistik telah ditempel di mading depan kantor OPPM. Aku ingat, kamu yang mengajakku. 
Kita melihat bersama setelah acara Pidato selesai. 
Aku melihat kertas itu pertama kalinya. 
Kucari namaku dan namamu. 
Namamu terpampang diurutan paling atas. Sedangkan namaku, nihil. 
Tak ada namaku dikertas itu. 
Aku langsung merengut kesal mengigit ujung jilbab putihku dan amarah kecilku muncul dengan tidak sengaja. 
Sudah kutebak sebelumnya, aku pasti tidak. 
Aku langsung melirikmu dengan tatapan ingin menangis. 
Kamu meringis. “Huwaa! Tebe!”ucapku kesal. 
Kamu menepuk-nepuk punggungku. “Bisa bisa!”. 
Itu kalimat yang sering kamu katakan. 
“Apaan!namaku aja gaada,, kapan coba ana bisa kek gituan!”aku kesal bukan main. 
Aku bisa tebak perasaanmu waktu itu adalah rasa bersalah.
Aku mencoba mengatur napasku dalam-dalam.